Catatan Pendakian Tektok Merapi Yang Penuh Kenangan


PENDAKIAN TEKTOK MERAPI




Gunung Merapi merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif di Pulau Jawa. Erupsi terakhir pada tahun 2010. Gunung yang terletak di antara Provinsi D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah tersebut juga merupakan objek pendakian yang popular bagi kalangan pendaki. Selain pesonanya yang indah, jalur pendakian pun tidak terlalu terjal. Jalur pendakian yang paling umum dan dekat adalah melalui sisi utara yaitu Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Pendakian melalui Selo bisa ditempuh dengan waktu sekitar 4 sampai 5 jam dari basecamp ke puncak. Dikutip dari id.wikipeddia.org Pendakian kali ini cukup spesial karena bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-72. Berkaca dari tahun sebelumnya, pendakian pada saat Hari Kemerdekaan RI pasti sangat ramai dan resikonya adalah berebut tempat mendirikan tenda. Tanpa berpikir panjang, rekan saya mengajak untuk melakukan pendakian tektok Gunung Merapi. Secara harfiah, yang dikutip dari tektok adalah pendakian yang dilakukan hanya waktu kurun 24 jam tanpa camp dengan kata lain naik di hari itu juga serta turun di hari itu juga. Saya pun tertarik mengingat pendakian Gunung Merapi tidak cukup terjal tetapi trek menanjak tidak ada bonus, serta waktu yang dibutuhkan dari basecamp new selo barameru menuju ke Pasar Bubrah sekitar 4-5 jam. Tepatnya tanggal 16 Agustus 2017, kami (Sigit, Andi,Rizka, Aini) berangkat dari Semarang Pukul 20.00 WIB menuju Selo. Sesampainya di basecamp Selo jam 23.00 WIB. Kami pun segera menuju loket registrasi pendakian dan ternyata memang benar dugaan kami yaitu cukup ramai dan kendaraan bermotor pun sampai tumpeh-tumpeh di parkiran. Sembari istirahat sejenak menunggu jam 01.00 WIB, kami segera prepare perlengkapan hangat mengingat pendakian di malam hari cukup mengganggu selera humor kami. Kami pun tidak lupa membawa peralatan kelompok dengan lengkap kecuali tenda.
Tepat jam 01.00 kami segera mulai pendakian tektok dan sekitar 1 jam kami sampai di Pos Gerbang Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). Setelah sekitar 40 menit kemudian, kami sampai di Pos 1. Perjalanan tidak terasa melelahkan karena tidak sedikit pendaki yang ingin sampai Pasar Bubrah dan mengibarkan bendera Sang Merah-Putih. Kami pun dengan semangat melanjutkan perjalanan di tengah dinginnya angin. Sekitar jam 05.00 WIB kami sampai di Pasar Bubrah. Menghangatkan diri sembari menunggu sang mentari unjuk gigi, kami pun membuat minuman hangat.


Menuju kawasan puncak Meru Api

Jalur yang kami lalui pun meski terdiri dari pasir dan bebatuan seperti lazimnya jalur pendakian khas gunung api, tetapi kondisinya cukup basah yang ditandakan dengan bebatuan berwarna sedikit hitam, bukan putih seperti saat sepenuhnya kering. Hal tersebut menandakan bahwa hujan sebelumnya masih sempat mengguyur kawasan puncak Merapi. Sekitar pukul 06.30 WIB kami mulai berjalan naik dengan hanya membawa makanan dan minuman seadanya, sementara peralatan lain seperti kompor dan nesting ditinggal di Pasar Bubrah. Kondisi cuaca saat itu sedikit berawan dengan awan tipis yang menggantung di atas Merapi. Beruntung karena meski berawan, pagi itu cuaca tidaklah berkabut.



Jalur yang kami lalui pun meski terdiri dari pasir dan bebatuan seperti lazimnya jalur pendakian khas gunung api, tetapi kondisinya cukup basah yang ditandakan dengan bebatuan berwarna sedikit hitam, bukan putih seperti saat sepenuhnya kering. Hal tersebut menandakan bahwa hujan sebelumnya masih sempat mengguyur kawasan puncak Merapi.
Menjelang puncak pun kondisi bebatuan berwarna agak hitam yang menandakan bahwa kondisinya cukup basah karena masih sempat diguyur hujan sebelumnya. Baiknya adalah kondisi tersebut menyebabkan debu tidak beterbangan seperti saat kering. Jikalau sedang kering-keringnya, saat angin berembus maka debu akan langsung menerpa wajah. Meski demikian, masker dan kacamata hendaknya tetap dibawa saat mendaki Merapi karena pasir yang basah pun masih mampu menimbulkan debu walau tidak sebanyak saat kering. Cuaca yang tidak begitu panas juga membuat stamina tidak lekas habis saat menapaki terjalnya rute summit attack menuju kawasan puncak Merapi.
Kawasan puncak gunung api paling aktif sedunia
Sekitar pukul 08.00 WIB, syukur Alhamdulillah kami berhasil mencapai kawasan puncak Gunung Merapi. Kami sempat khawatir jika sesampainya di puncak nanti cuaca akan berkabut sehingga pemandangan ke arah kawah utama menjadi terhalang. Namun ternyata meski sedikit berkabut, pemandangan ke arah jauh masih terlihat termasuk juga kawah utama Merapi.



Kondisi kawasan puncak Merapi saat itu tidaklah terlalu ramai. Meski sudah tergolong kondisi yang ramai, tetapi keramaiannya tidak seramai yang saya bayangkan karena hari itu sudah masuk hari libur. Mungkin saja puncak keramaian Merapi ada di Hari Minggu pagi saat lebih banyak orang yang mendapat jatah hari libur.



Memang pemandangan ke arah jauh terlihat seperti Gunung Merbabu yang tampak begitu besar di sisi utara Merapi dan juga Gunung Lawu di ujung kaki langit sebelah timur. Namun pemandangan ke wilayah perkotaan di bawah tidak tampak karena kabut. Hanya ada lapisan putih kebiruan yang menyelimuti kawasan bawah.



Bahkan Sindoro-Sumbing-Prau yang juga biasanya menghiasi pandangan di sebelah barat laut Merapi kali ini tidak terlihat karena terhalang kabut. Meski demikian, kondisi tersebut tidak mampu menghilangkan keindahan yang ada di puncak Merapi. Terlebih kami mencapai puncak dengan perjuangan sehingga rasa puas akan menjadi lebih berlipat ganda.


Sekitar pukul 10.00 WIB, kami sudah merasa puas menikmati kondisi di puncak dan memutuskan untuk turun. Syukurlah langit di atas kami mulai beranjak cerah sehingga birunya langit mulai terlihat yang menjadikan kombinasi pemandangan menjadi semakin indah. Turun dari kawasan puncak Merapi cukup mudah karena bisa sedikit seluncuran di atas pasirnya.



Sekitar 20 menit kemudian kami hampir sampai di kawasan Pasar Bubrah. Entah rasanya begitu letih, mungkin karena kami kurang istirahat akibat perjalanan malam. Tidak lama kemudian rasa kantuk juga mulai datang menyerang karena semalaman tadi kami nyaris tidak tidur, malah menguras fisik dengan menapaki terjalnya jalan setapak Merapi.


Turun dan kembali pulang


Kami kembali beristirahat begitu sampai di Pasar Bubrah. Selain istirahat, kami juga mengisi perut terlebih dahulu sebelum turun. Akan tetapi ternyata setelah makan tiba-tiba rasa kantuk semakin menjadi-jadi sehingga akhirnya kami memutuskan untuk tidur sebentar. Usai merasa baikkan, kami mulai berkemas dan berjalan menuruni Merapi.
Sekitar tengah hari kami akhirnya sampai di pos pendakian Merapi via Selo kembali dengan fisik yang letih karena kurang istirahat. Memang pendakian dengan format tek-tok akan lebih menguras tenaga karena tidak ada jeda istirahat atau tidur yang bisa dilakukan saat mendaki dengan format berkemah. Bahkan temen perempuan saya yang tangguh pun menyatakan kapok mendaki secara tek-tok ðŸ˜€ :D.
TERAKHIR
Usai melapor, kami pun memulai perjalanan dengan sepeda motor menuju Semarang. Kali ini giliran saya yang harus melawan kantuk dan menjaga konsentrasi di jalan agar selamat sampai tujuan. Perjalanan kami berlangsung cepat karena sore harinya kami sudah sampai kembali di Semarang dengan selamat, meski lelah.
ITINERARY PENDAKIAN MERAPI
Jika kita kalkulasikan perjalanan tadi:
Basecamp – New Selo (30 menit)
New Selo – Pos I (2 jam)
Pos I – Pos II (1 jam)
Pos II – Watu Gajah (1 jam)
Watu Gajah – Pasar Bubrah (30 menit)
Pasar Bubrah – Puncak (1 jam)
TOTAL adalah 6 jam. Namun biasanya dalam pendakian gunung Merapi kita tidak bisa berpatok pada itinerary. Karna biasanya ada kondisi-kondisi yang tak diperhitungkan terjadi. Jika dalam anggota kelompok ada pendaki wanita atau pendaki yang kondisi fisik lemah atau gampang capek maka waktu pendakian bisa sampai 8-9 jam. Tidak sedikit pula pendaki yang berhenti di tengah jalan karena tidak kuat. Namun tenang saja karena pendakian gunung Merapi pada dasarnya mudah. Treknya hanya satu jalur dan tidak terlalu panjang. Hanya saja treknya adalah batu-batu besar dan krikil. Untuk waktu turun gunung bisa mencapai 4jam paling cepat – 7jam.
TIPS PENDAKIAN
  1. Pilihlah hari yang bagus untuk mendaki, usahakan jangan waktu hujan
  2. Latihan fisik seminggu sebelum hari H
  3. Persiapkan tim dan perlengkapan yang akan dibawa . Jangan lupa bawa sesuatu misal benda kesayangan atau tulisan untuk seseorang supaya bisa foto bareng saat di puncak
  4. Tim yang solid adalah 5-8 orang. Jika sedikit usahakan 3 orang (1 orang harus sudah pernah naik gunung)
  5. Jangan sepelekan keselamatan. Pakai sandal atau sepatu gunung dan jaket gunung. Bawa makanan dan air secukupnya jangan terlalu sedikit dan jangan terlalu banyak. Yang paling penting jangan melanggar peraturan dan jangan buang sampah di gunung
  6. Untuk pendakian Merapi kita bisa naik pagi atau malam. Jika pagi bagusnya pukul 10-13. Jika malam 6-7
  7. Dirikan tenda di tempat yang datar dan usahakan diselimuti pohon atau semak supaya tidak terkena angin gunung langsung
  8. Jika ada anggota kelompok yang tidak bisa melanjutkan perjalanan sebaiknya ditemani. Atau jika sakit parah langsung beritahu dengan kelompok lain.

INFORMASI GUNUNG MERAPI
Nama: Gunung Merapi
Ketinggian: 2.968 mdpl (2006) – 2930 mdpl (2010)
Lokasi: Klaten (Tenggara), Boyolali (Timur), Magelang (Barat), Sleman,Yogyakarta (Selatan)
Pengelola: Taman Nasional Gunung Merapi
Tipe: Gunung berapi strato
Letusan terakhir: 2010
Kondisi: udara dingin, kabut, bebatuan dan pasir, debu tinggi
Jalur pendakian: Jalur Selo
Spot alam: hutan tropis tandus
Flora: saninten (Castanopsis argentea), anggrek Vanda tricolor
Fauna: Elang jawa (Spizaetus bartelsi),macan tutul (Panthera pardus) dan banyak sekali spesies burung.
Sumber air: di jalur pendakian Selo
Sungai: Serang, Cemoro, Pepe dan Gandul
Puncak: puncak Merapi (dahulu bernama puncak Garuda th 2010)
View gunung lain dari puncak: Gn. Merbabu, Sumbing, Sindoro, Ungaran, Telemoyo, Lawu
Tarif daki: Rp 10.000/orang/hari (Jan 2015)
Website: http://www.tngunungmerapi.org
Mitos: Kerajan Jawa sangat besar terkubur di dalam Gunung Merapi dan gunung Merbabu yang berkaitan dengan kerajaan Mataram Kuno
Kismis (kisah misteri): Sebelum puncak merapi ada tempat bernama “Pasar Bubrah” yang menurut cerita sebagai pasar-nya setan-setan di keraton Merapi
NFORMASI GUNUNG MERAPI
Nama: Gunung Merapi
Ketinggian: 2.968 mdpl (2006) – 2930 mdpl (2010)
Lokasi: Klaten (Tenggara), Boyolali (Timur), Magelang (Barat), Sleman,Yogyakarta (Selatan)
Pengelola: Taman Nasional Gunung Merapi
Tipe: Gunung berapi strato
Letusan terakhir: 2010
Kondisi: udara dingin, kabut, bebatuan dan pasir, debu tinggi
Jalur pendakian: Jalur Selo
Spot alam: hutan tropis tandus
Flora: saninten (Castanopsis argentea), anggrek Vanda tricolor
Fauna: Elang jawa (Spizaetus bartelsi),macan tutul (Panthera pardus) dan banyak sekali spesies burung.
Sumber air: di jalur pendakian Selo
Sungai: Serang, Cemoro, Pepe dan Gandul
Puncak: puncak Merapi (dahulu bernama puncak Garuda th 2010)
View gunung lain dari puncak: Gn. Merbabu, Sumbing, Sindoro, Ungaran, Telemoyo, Lawu
Tarif daki: Rp 10.000/orang/hari (Jan 2015)
Website: http://www.tngunungmerapi.org
Mitos: Kerajan Jawa sangat besar terkubur di dalam Gunung Merapi dan gunung Merbabu yang berkaitan dengan kerajaan Mataram Kuno
Kismis (kisah misteri): Sebelum puncak merapi ada tempat bernama “Pasar Bubrah” yang menurut cerita sebagai pasar-nya setan-setan di keraton Merapi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Pendakian Tektok Lawu Via Candi Cetho Yang Terbakar Habis

Catatan Pendakian Tektok Gunung Sindoro Yang Mempesona

Catatan Pendakian Tektok Semeru Yang Sungguh Melelahkan